Agama Islam diwahyukan untuk membantu manusia mengenali dan mendorong manusia agar memilih jalan kebaikan dan kebenaran demi kesejahteraan, kebahagiaan, dan keselamatan hidup. Dengan Demikian, apa yang diajarkan Islam selalu mengandung kebaikan, sedangkan apa yang dilarang selalu mengandung bahaya bagi pelakunya. Lalu, bagaimana kita dapat membenarkan bahwa seluruh aspek dalam agama mendorong manusia untuk mendapatkan jalan kebaikan dan kebahagiaan? Itulah sebabnya dalam Islam research untuk menggali ilmu pengetahuan memperoleh tempat yang sangat terhormat.
Memang benar, pasti tidak ada satu gerakan pun dalam shalat yang tidak memiliki manfaat bagi pelakunya. Dan dukungan kajian kedokteran oleh Saudara Dokter Trianggoro Budisulistyo semakin meyakinkan kita bahwa shalat yang diperintahkan Allah Swt mengandung hikmah yang sangat besar. Shalat adalah wujud pemeliharaan Allah atas kesehatan kita.Bacaan shalat yang dilisankan dengan penjiwaan yang tinggi akan melatih daya pikir kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual (ESQ). Saat melaksanakan shalat, seluruh aspek kesehatan (lahir, mental, dan pikir) bersinergi secara harmonis, sehingga perasaan batin menjadi lebih tenang, hening, dan khusuk. Dalam keadaan tenang, gelombang otak manusia mencapai 8-12 per detik, yang merupakan saat paling optimal untuk memperbarui daya ingat jangka panjang kita. Terkait dengan inti shalat adalah menanamkan kembali (ingatan) keberadaan Allah Swt dalam benak kita yang terdalam sehingga memudahkan kita untuk mempelajari dan menghayati semua petunjuk-Nya. Keadaan ini merupakan stimulus terhadap mekanisme kerja sistem dan organ kita sehingga kita menjadi lebih rileks. Dalam keadaan rileks inilah yang disebut self healing atau mrngobati diri sendiri.
Menurut Prof. Dr. Andry : "Gerakan shalat yang dilaksanakan setiap hari akan menurunkan dan mengurangi penyakit kegumukan (obesitas), rematik, penyakit gula (diabetes), batu empedu, sembelit, dan sebagainya. Gerakan shalat juga mengandung gerakan yang berdampak pada tulang belulang, otot, pergelangan, persendian, dan paru-paru"
Berikut adalah pemahaman tentang gerakan-gerakan shalat :
- Berdiri Tegak
Sikap berdiri tegak dengan sikap kaki menumpu seluruh berat badan. Dalam posisi berdiri tegak seperti ini, tubuh berada dalam posisi anatomisnya. Seluruh otot, tulang, dan sendi berada dalam posisi pasif sehingga menimbulkan relaksasi. - Takbiratul Ihram
Saat kedua tangan/ lengan diangkat di sisi kanan-kiri tubuh dalam takbir, otot-otot dada akan mengembang secara pasif. Dengan mengembangnya otot-otot ini, organ paru yang di dalamnya juga akan mengembang secara pasif mengikuti hukum tekanan negatif sehingga udara (oksigen) bisa masuk secara optimal hingga ke pembuluh paru terkecil (alveoli). Dalam kondisi ini proses pembakaran menjadi optimal, termasuk kerja organ-organ sistem kekebalan tubuh.
Setelah takbiratul ihram lalu dilanjutkan dengan tangan dilipat di dada (bersedekap) yang merupakan sikap istirahat paling sempurna bagi kedua tangan. Selain itu posisi ini mencegah penyakit persendian seperti rematik. - Ruku
Ketika posisi membungkuk disertai dengan wajah menghadap ke depan, ruas tulang belakang segmen leher sampai ekor membentuk posisi sedemikian rupa sehingga mendekati posisi lurus. Keadaan ini menyebabkan serabut-serabut saraf tulang belakang mengalami relaksasi, termasuk rangkaian saraf otonom yang berupa juluran seperti rantai di sisi luar (kanan-kiri) tulang belakang kita. Saraf otonom ini turut berperan dalam mengatur irama kerja organ di dalam tubuh kita (jantung, paru-paru, usus, organ reproduksi, alat kelamin, dan lain-lain). Rukuk akan menyebabkan peningkatan tekanan di dalam saluran tulang belakang yang diteruskan hingga ke rongga kepala. Bagi wanita yang hendak melahirkan, posisi rukuk sempurna akan memperkecil kemungkinan terjadinya kelainan dalam letak kepala bayi atau hal-hal yang mengganggu lancarnya persalinan. - I'tidal
I'tidal atau gerakan setelah rukuk adalah gerakan kembali ke posisi tegak. Posisi ini membantu metabolisme otak dan jantung agar bekerja optimal. Oleh karena itu, dalam i'tidal aliran darah yang tadinya terfokus di kepala setelah rukuk akan turun ke badan. Pada saat gerakan takbir bersamaan ini menyebabkan stimulus pada jantung, paru-paru, dan organ pencernaan. - Sujud
Gerakan dalam sujud ini akan membuat otot dada dan otot sela iga menjadi kuat sehingga rongga dada bertambah besar dan paru-paru berkembang dengan baik. Lutut yang membentuk sudut yang tepat memungkinkan otot-otot perut berkembang dan mencegah kegombyoran di bagian tengah. Gerakan sujud ini juga menambah aliran darah ke bagian atas tubuh terutama kepala (mata, telinga, dan hidung) serta paru-paru, dan memungkinkan dibersihkannya toksin-toksin oleh darah.
Bagi wanita hamil gerakan sujud ini juga bermanfaat mempertahankan posisi janin yang sudah benar. Mengurangi tekanan darah tinggi. Menambah elastisitas tulang. Menghilangkan egoisme dan kesombongan. Posisi ini menunjukan ketundukan dan kerendahan hati yang tertinggi. Oleh karena itu, tidak heran jika mulanya sedang mengantuk, lelah, dan lemas setelah melakukan gerakan sujud akan kembali mendapat kesegaran. - Duduk di Antara Dua Sujud
Pada posisi ini otot-otot pangkal paha yang di dalamnya terdapat salah satu pangkal paha yang besar, yaitu di atas tumit kaki, berfungsi sebagai penyangga. Gerakan ini menyebabkan otot-otot di daerah ini terpijat sehingga bermanfaat untuk melindungi diri dari penyakit saraf pangkal paha (neuralgia). Selain itu, gerakan ini akan membantu mengoptimalkan kinerja organ-organ tersebut. Organ-organ genitalia dan enzim-enzim pencernaan juga akan bekerja secara optimal. - Tahiyyatul Akhir
Dalam posisi "terkunci" ini sirkulasi energi dihentikan karena tulang punggung dibengkokkan dan pusat energi di bagian bawah antara dubur dan kemaluan ditutup dengan ujung tumit. Dengan demikian, sirkulasi energi yang mengalir dari tulang ekor menjalar ke tulang punggung dan terus masuk ke otak, dan dihentikan. Dengan berhentinya sirkulasi energi, gerakan shalat pun diakhiri dengan gerakan salam, yaitu menoleh ke kanan kemudian ke kiri. Secara spiritual gerakan salam bermakna agar manusia senantiasa mengingat kebaikan (kanan) serta menjauhi keburukan (kiri). Dari sisi kesehatan nyata, gerakan salam juga merangsang reflek di kanan kiri leher sehingga bisa mengendalikan tekanan darah dan irama jantung. Inilah bagian dari relaksasi penutup "exercise" lahir batin yang dilakukan dalam shalat.
Jika anda ingin melihat kinerja sholat dapat menjadi obat DOWNLOAD HERE !!
0 Responses
Post a Comment